Ilustrasi : Sektor pertanian
berikabarnusantara.com, KUKAR – Minimnya minat generasi muda terhadap pertanian di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tidak tertutup kemungkinan menjadi ancaman serius bagi kehidupan berkelanjutan.
Sejatunya, sejak zaman dahulu pertanian telah menjadi tulang punggung kehidupan manusia. Namun, di era modern ini, minat generasi muda terhadap sektor pertanian agaknya semakin menurun.
Camat Tenggarong Sebrang, Tego Yuwono, mengungkapkan saat ini hanya sebagian kecil masyarakat yang memilih untuk bercocok tanam dan berkecimpung dalam dunia pertanian.
“Dalam 10 tahun terakhir, tingkat kekurangan petani di wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang mencapai 5 hingga 10 persen,” ungkap Yuwono, Rabu (3/4/2024).
Diungkapkan, dengan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ingin bekerja sebagai profesi petani, maka akan susah memajukan sektor pertanian ke depannya.
Kendala lain yang dihadapi adalah minimnya minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian.
Dikarenakan, banyak pemuda lebih memilih karir di sektor industri atau teknologi yang dianggap lebih menjanjikan.
“Alasan mereka tidak mau jadi petani, dikarenakan proses dan menunggunya lama, sehingga mereka lebih memilih untuk menjadi ojek online,” terangnya
Yuwono juga mengatakan, Pihak Pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang tidak tutup mata, meskipun telah dilakukan upaya pembinaan terhadap sejumlah pemuda, namun hanya sedikit yang bersedia melanjutkan dan mengembangkan usaha pertanian.
“Dari 10 pemuda yang dibina, hanya satu yang memutuskan untuk tetap bertani. Sementara yang lainnya menolak dengan alasan sulit dan memakan waktu,” kisahnya agak prihatin.
Yuwono berharap, ke depan perlu adanya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran petani dalam menjaga ketahanan pangan serta menciptakan insentif dan program pembinaan yang menarik bagi generasi muda. (rob)
Editor : Akung