Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sayid Fhatullah.
berikabarnusantara.com, KUKAR – Tahun 2024 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) bakal membangun Pabrik Minyak Makan Merah (P3M). Pembangunan itu bagian dari terobosan dalam upaya memperkuat ekonomi, khususnya pada sektor hilirisasi.
Pabrik P3M akan dibangun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, dengan mengalokasikan anggaran sekitar 8 milliar untuk tahap awal.
Plt Kepala Disperindag Kukar, Sayid Fhatullah, mengatakan pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah meliputi pematangan lahan, turap dan kerangka bangunan. Sementara, lahan yang dibutuhkan untuk pabrik itu sekitar 2 hektare.
“Pabrik itu akan dibangun di Desa Kelakat, Kecamatan Kembang Janggut, dengan luasan lahan sekitar 2 hektare. Pemerintah desa setempat dan kecamatan telah menyiapkan lahan itu,” ujar Sayid Fathullah, Senin (1/7/2024).
Pihaknya mengungkapkan, dipilihnya pembangunan pabrik itu pada kawasan hulu, dinilai memiliki potensi bahan baku yang melimpah, karena sebagian besar masyarakat di daerah tersebut mengelola perkebunan kelapa sawit.
“Bahan baku kita sangat banyak. Maka dari itu, kita dorong sektor hilirisasi. Karena sektor hilirisasi merupakan realisasi dari visi dan misi Pemkab Kukar, yaitu memperkuat pembangunan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif,” paparnya.
Pembangunan P3M, menurutnya, tidak mudah seperti membangun bangunan lainnya. Sebab, pembangunan itu memerlukan koordinasi dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta studi tiru terhadap daerah yang telah berjalan atau memiliki pabrik minyak makan merah.
“Kita melakukan koordinasi dengan kementerian terkait, terhadap tahapan Detail Engineering Design (DED) dan melakukan studi tiru ke Deli Serdang yang telah memiliki pabrik minyak makan merah,” jelasnya.
Harapannya, pembangunan pabrik itu berjalan dengan baik dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar, khususnya pekebun kelapa sawit.
“Ini merupakan harapan besar bagi pekebun kelapa sawit, sehingga buah kelapa sawitnya bisa kita tampung di pabrik dengan harga yang sesuai,” tandasnya. (rob)
Editor : Akung