USULAN : Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, Penentuan program dilakukan berdasarkan usulan kelompok tani, hasil kunjungan pimpinan daerah, aspirasi DPRD dan Musrenbang. (foto: rob)
berikabarnusantara.com, KUKAR – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), memprioritaskan penguatan sarana dan prasarana (sapras) dalam program pembangunan pertanian tahun 2025. Fokus ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan visi Kukar Idaman.
Dari total anggaran Distanak sebesar Rp216 miliar, sekitar Rp180 miliar diarahkan untuk sektor pertanian. Sebanyak 70 persen diantaranya digunakan untuk mendukung pengembangan sarana, prasarana dan penyuluhan bagi petani dan peternak.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, menyebut program yang dijalankan mencakup pembangunan irigasi, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), distribusi pupuk dan subsidi pertanian.
“Ini bagian dari upaya mendongkrak produktivitas petani dan peternak lokal,” ujarnya, Sabtu (12/4/2025).
Penentuan program dilakukan berdasarkan usulan kelompok tani, hasil kunjungan pimpinan daerah, aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).
Semua usulan tersebut dikaji untuk menentukan mana yang menjadi prioritas utama sesuai kebutuhan lapangan.
Selain itu, Taufik menambahkan, bahwa di sektor peternakan, tantangan masih cukup besar, terutama dalam hal penyediaan daging sapi.
Kukar masih bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti Sulawesi, Bali, NTB dan NTT. Sementara itu, produksi daging ayam dan telur sudah mampu memenuhi kebutuhan lokal.
Upaya peningkatan populasi ternak dilakukan melalui intervensi program pemerintah maupun pengadaan langsung oleh masyarakat dan pengusaha. Dalam waktu dekat, sapi dari Bali dan Sulawesi dijadwalkan masuk untuk kebutuhan hewan kurban.
Selain tanaman pangan dan peternakan, subsektor hortikultura juga menjadi perhatian. Kecamatan seperti Tenggarong Seberang, Samboja, Tenggarong, Kota Bangun, dan Sebulu menjadi sentra utama produksi sayuran yang memasok pasar Kalimantan Timur.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah yang digunakan benar-benar sampai ke petani dan peternak, sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” pinta Taufik. (rob)
Editor : 54H